“Apa?”
“Aku nggak tahu apa itu...”
“Cinta?” ia menatapku, tersenyum.
“Terlalu cepat jika itu cinta”
“Dia meminta kejelasan, kan?”
“Tuhan, apalagi yang harus kujelaskan?” Aku tertunduk.
“Begitulah kamu, nggak peka!”
“Eh....” kaget.***
Biasanya keberanianku menulis adalah tentang hal-hal yang hanya terkait kehidupan umum saja. Sangat jarang yang bersifat pribadi. Atau, to the point saja, tentang cinta. Sangat jarang kan? (pasti ada yang langsung teriak, “Pitnahhhh!!” :p ). Ah, dan sekarang sedikit bicara soal cinta. Tidak banyak sih dan tidak terlalu puitis juga. Hehe..
“Aku nggak tahu apa itu...”
“Cinta?” ia menatapku, tersenyum.
“Terlalu cepat jika itu cinta”
“Dia meminta kejelasan, kan?”
“Tuhan, apalagi yang harus kujelaskan?” Aku tertunduk.
“Begitulah kamu, nggak peka!”
“Eh....” kaget.***
Biasanya keberanianku menulis adalah tentang hal-hal yang hanya terkait kehidupan umum saja. Sangat jarang yang bersifat pribadi. Atau, to the point saja, tentang cinta. Sangat jarang kan? (pasti ada yang langsung teriak, “Pitnahhhh!!” :p ). Ah, dan sekarang sedikit bicara soal cinta. Tidak banyak sih dan tidak terlalu puitis juga. Hehe..
Kita merasa,
Kita mencinta,
Tapi...
Apa rasanya cinta?
Pernahkah kau,
Merasa?
Waktu mengubah segala-galanya kecuali sesuatu dalam diri kita, yang selalu kaget karena perubahan. Walau hening dalam kesendirian kita, namun waktu tetap berjalan. Dan pada akhirnya, rasa-rasanya, dalam diri ini ada cinta yang sedikit demi sedikit pula mulai berubah seiring dengan berjalannya waktu. Mungkin, karena hal itu pula perasaan cinta bagiku bukanlah hal yang utama. Rasa itu hadir karena waktu. Allah memberikannya pada siapa saja yang Dia kehendaki. Kalau sudah diberi, tinggal bagaimana kita mampu mencintai, bukan hanya terpaku pada telah turunnya anugerah rasa cinta yang diberi. Bisa jadi, yang lebih utama dari rasa cinta adalah mampu mencintai.
Pernah ku tulis sebuah nama
entah di mana
mungkin masih tersisa di samun subuh,
pada tembok sekolah
yang pernah kita bercerita di sana
atau pada lamun senja
di pemakamanku
pada masa yang amnesia
mungkin suatu saat
puisi tak beralamat itu
akan sampai di layar ponselmu
dan sejenak
kau akan terpaksa membacanya
meski selalu ada harap yang tersia
seperti tanganku yang gemetar
di senyummu
By Suci
Kini, kutuliskan saja sebagian kisah hidupku di sini. Tentang bagaimana cinta dan mencintai. Kutuliskan hikmah yang ada pada diriku, orang lain dan semua hal yang menggugah hati dan pikiranku. Kutuliskan segala harapan dan do’aku. Agar aku termotivasi, agar aku bisa mengenang, dan agar aku bisa meninggalkan sejarah. Hingga nanti, Allah ya Tuhanku, adakanlah orang yang dengan rela mencintaiku, dalam sejarah hidupku.
Lantas, apa yang telah lalu biarlah berlalu, dan harapan di masa depan hanyalah misteri. Bagiku, hanyalah waktu yang sedang kujalani saat ini. Cinta itu tak akan surut. Walau terasa berat, namun semangat masih dalam dada ini. Tak masalah meski belum memuaskan, karena aku yakin, pada saatnya nanti bukti nyata itu akan ada.
#Menanti rencana indah berikutnya...
Lantas, apa yang telah lalu biarlah berlalu, dan harapan di masa depan hanyalah misteri. Bagiku, hanyalah waktu yang sedang kujalani saat ini. Cinta itu tak akan surut. Walau terasa berat, namun semangat masih dalam dada ini. Tak masalah meski belum memuaskan, karena aku yakin, pada saatnya nanti bukti nyata itu akan ada.
#Menanti rencana indah berikutnya...
Diksi-diksinya indah..^^ Siapa itu suci?
BalasHapusEhem.. Siapa ya Suci? saya cuma searching di google, eh ketemu tuh yg namanya Suci.. tapi itu kecil kemungkinan klo suci itu adalah teman SMA saya yg sama namanya. Kalo beneran dia.. wow!!!
BalasHapus#lah kok bahas Suci? :p
ah cinta,
BalasHapusbagiamana rasanya?
sudah lama sekali sejak terakhir kali aku jatuh cinta.....
:)
^_^
Silahkan untuk mencintai lagi Om Ridwan.. Ayo, jgn senyam-senyum gitu doank.. hehe.. Pasti bisa!! :p
BalasHapuscie cie,om aan bicara cinta..hahaha amazing..
BalasHapusbukan aku tidak bisa lagi mencintai, setiap saat aku selalu jatuh cinta. karena aku seorang muslim.
BalasHapussetiap saat, aku mencintai ALLAH, dan Rosulnya (amin), selalu merinduNYA, selalu mencintai kedua orang tuaku dan semua orang yang ada dlam hidupku....
:)
@Ka Tia: HEhe.. makasih kak Tia, sekali2 atuh bicara cinta.. :D
BalasHapusOm Ridwan: Sip.. betul sekali. Sepakat. d^^b
BalasHapusini bisa d'bilang penggalauan juga gak ya?hehehe :p
BalasHapusasiiikkk.. ttg cinta yang mencinta cinta dalam cinta :D
BalasHapussuka sama diksinya, puisi dari Suci pun kereeeeeennnnn..
cinta? apa ya? hhhmmm.. #berpikir keras :D
nice :)
BalasHapusminityc: G.A.L.A.U -->> God Always Listening And Understanding \^^/
BalasHapusIrma D.S: ayo donk.. apa coba? Tell me.. ;p
BalasHapusYeni Belawati: Nice to you too.. *TitikDuaKurungTutup*
BalasHapusaannn luar biassaaa...
BalasHapusLiez: Aih.. aih... saya sih biasa di luar.. Hehe. :D
BalasHapusCinta,
BalasHapusSebentuk mimpi bagi mereka yang kesepian
Kenyataan yang di tepis oleh mereka yang ragu..
azie: mendalam sekali... (-_-)
BalasHapusuihhh kata katanya keren pisan eyyy
BalasHapusrasa nya kaya nano nano kali ya manis asam asin---jadi rame dew-
iya Ndear.. mau coba rasanya?
BalasHapusamazingg... ruarr biazaa... excellent...
BalasHapuscinta itu indah berwarna warna,,,,
BalasHapustetapi yang paling seru bumbu bumbu cinta,,,,
wihhhh mantappp,,,
keren mass postinganya
BalasHapus