Kita hidup di dalam masyarakat yang kian berorientasi-tujuan (Goal Oriented) yang menginginkan pemecahan masalah saat ini juga. Kita menghendaki makanan siap saji semenit, mengeringkan pakaian sejam, memutihkan kulit seminggu, mengencangkan bagian-bagian vital sebulan, dan kesuksesan sesegera mungkin, semudah membalik telapak tangan. Kita juga disodori berbagai tips cespleng, 9 trik memuaskan pasangan Anda; kiat kencan sejam dengan idola; 24 jam terampil berbahasa asing; atau training 2 hari jadi entrepreneur sukses tanpa modal.
Kita begitu terobsesi dengan hal yang serba seketika. Kita mulai menjadi makhluk yang mengutamakan hasil ketimbang proses. Hasil itu harus di raih dalam sekejap. Dengan nada getir orang menyebut kecenderungan ini sebagai "Budaya Instan", budaya seketika. Ingin dapat uang cepat kita ikut undian. Ingin pilih pemimpin kita hamburkan SMS. Ingin pilih idola gelar pentas calon bintang.
Namun, kita sedikit terhenyak ketika menyadari ternyata hidup adalah suatu perjalanan yang tiada henti dalam menemukan diri (self-fullfilment). Ini berarti, kita perlu menyediakan waktu: mungkin untuk membelai anak-anak kita, mencium istri / suami kita, menyapa hangat tetangga kita, menyantuni anak tak mampu, menyeberangkan tunanetra atau orang tua di jalan, merawat bunga dipekarangan, atau membiarkan orang lain mendahului kita di jalan raya.
Perumpamaan yang sederhana dalam menyelami makna hidup adalah dengan memandang sebatang pohon. Jika sebuah pohon di beri pupuk sekadarnya, ia memang bisa bertahan hidup, tetapi tidak berkembang dengan baik. Tetapi jika diberikan pupuk yang cukup dan bukan sekadar apa yang diperlukannya untuk hidup, maka pohon itu akan hidup dan berkembang, dan bahkan menghasilkan buah yang berlimpah.
Mengutip dari buku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Terima kasih.