Kesedihan. Apa yang membuat seseorang bisa bersedih? Perpisahan. Bagiku, itulah yang paling menyebalkan dalam hidup. Kesedihan karena sebuah perpisahan. Memang akhirnya ingatan akan menghapusnya, perlahan-lahan. Aku tahu itu, tapi itu juga kata sebagian orang. Dan ya, aku tahu itu. Tapi lagi-lagi aku terjebak dan tak kuasa menahan keharuan atas segala peristiwa yang telah terjadi. Entahlah, kini kemanakah aku harus menggantungkan harapan? Kamu yang sejak tadi kutunggu tak juga datang menyelesaikan rasa sedih ini. Di taman yang sepi pendatang ini, aku duduk sendiri. Menantimu.
Esok kita harus berpencar jauh. Kurasa memang tidak bisa tidak begitu. Jadi sebaiknya mulai sekarang aku harus mencoba melupakan gambaran tentangmu. Juga nada suaramu, atau setiap canda-candamu yang mengisi relung-relung hatiku, itu pun aku harus melupakannya. Cukuplah hari ini adalah hari terakhir aku bisa mengenalmu.
Tapi sebelum itu, biarkan aku bercakap-cakap denganmu. Dikursi taman ini, aku menantimu. Bukankah kita dahulu seringkali duduk berdua saja disini? Ya, kamu tahu itu. Ah, tapi kamu belum juga datang. Sedang apa kamu sekarang. Apa kamu tahu aku sedang menunggumu dengan sedih di sini? Lihatlah langit sudah mulai mendung, dan kuharap kamu datang sebelum hujan turun.
Baiklah, aku akan mulai saja percakapan denganmu. Seperti biasanya kalau kamu memang tak pernah bisa memulai percakapan. Begini, aku tak pernah ingat kapan sebenarnya kita pertama kali berkenalan. Yang pasti aku mengenalmu karena kamu satu kampus denganku. Aku mengenalmu karena perkenalan yang mengalir begitu saja. Berada dalam satu naungan fakultas yang sama, mungkin itulah alasan yang bisa menjelaskan ini semua. Tapi masa bodohlah bagaimana awalnya kita bisa berkenalan. Percakapan tentang itu rasanya tidak penting, kan? Aku tahu kau sangat tidak suka ketidakjelasan.
Kamu memang orangnya seperti itu. Ingin segala sesuatu to the point saja. Namun demikian, kamu malah orangnya suka sekali dengan canda. Satu sisi aku melihatmu orang yang sangat serius, sisi lain kamu adalah orang konyol juga. Sebagai seorang lelaki sebenarnya kamu adalah sosok yang ideal bagi wanita semacamku ini. Kau tahu kapan harus bersikap santai, dan kapan harus serius. Sungguh aku menyenangimu, sejak awal perkenalan yang entah kapan itu.
Ah, sudah hampir satu jam kamu belum datang juga. Seharusnya kamu pun tahu bahwa aku selalu bosan jika harus dibuat menunggu terlalu lama. Aku selalu marah jika seseorang datang terlambat. Tapi rasa-rasanya aku tak akan marah padamu saat ini. Aku hanya ingin kamu datang. Bertemu denganku saat ini. Aku yang sedang gelisah. Dimanakah kamu? --
Esok kita harus berpencar jauh. Kurasa memang tidak bisa tidak begitu. Jadi sebaiknya mulai sekarang aku harus mencoba melupakan gambaran tentangmu. Juga nada suaramu, atau setiap canda-candamu yang mengisi relung-relung hatiku, itu pun aku harus melupakannya. Cukuplah hari ini adalah hari terakhir aku bisa mengenalmu.
Tapi sebelum itu, biarkan aku bercakap-cakap denganmu. Dikursi taman ini, aku menantimu. Bukankah kita dahulu seringkali duduk berdua saja disini? Ya, kamu tahu itu. Ah, tapi kamu belum juga datang. Sedang apa kamu sekarang. Apa kamu tahu aku sedang menunggumu dengan sedih di sini? Lihatlah langit sudah mulai mendung, dan kuharap kamu datang sebelum hujan turun.
Baiklah, aku akan mulai saja percakapan denganmu. Seperti biasanya kalau kamu memang tak pernah bisa memulai percakapan. Begini, aku tak pernah ingat kapan sebenarnya kita pertama kali berkenalan. Yang pasti aku mengenalmu karena kamu satu kampus denganku. Aku mengenalmu karena perkenalan yang mengalir begitu saja. Berada dalam satu naungan fakultas yang sama, mungkin itulah alasan yang bisa menjelaskan ini semua. Tapi masa bodohlah bagaimana awalnya kita bisa berkenalan. Percakapan tentang itu rasanya tidak penting, kan? Aku tahu kau sangat tidak suka ketidakjelasan.
Kamu memang orangnya seperti itu. Ingin segala sesuatu to the point saja. Namun demikian, kamu malah orangnya suka sekali dengan canda. Satu sisi aku melihatmu orang yang sangat serius, sisi lain kamu adalah orang konyol juga. Sebagai seorang lelaki sebenarnya kamu adalah sosok yang ideal bagi wanita semacamku ini. Kau tahu kapan harus bersikap santai, dan kapan harus serius. Sungguh aku menyenangimu, sejak awal perkenalan yang entah kapan itu.
Ah, sudah hampir satu jam kamu belum datang juga. Seharusnya kamu pun tahu bahwa aku selalu bosan jika harus dibuat menunggu terlalu lama. Aku selalu marah jika seseorang datang terlambat. Tapi rasa-rasanya aku tak akan marah padamu saat ini. Aku hanya ingin kamu datang. Bertemu denganku saat ini. Aku yang sedang gelisah. Dimanakah kamu? --
wow, sisi melankolis yg romantis.
BalasHapusternyata disini juga ada yah. hehhehehe..
wah sangat menyentuh,trnyata lwat tlisan ini saya mengenal sisi melankolis seorang aan..wah sangat menyentuh,trnyata lwat tlisan ini saya mengenal sisi melankolis seorang aan..
BalasHapusSebagai seorang lelaki sebenarnya kamu adalah sosok yang ideal bagi wanita semacamku ini.
BalasHapusDi sini Mas Aan lagi berperan jadi wanita kah? atau ini memang catatan hati seorang gadis, Mas? #akuSukaBingungSendiri....maaf ya Mas...hahaha
Eh, tapi di luar semua itu...ini nice banget..aku pernah rasakan hal sama. Buat batinku perih. Luka. Dan berdarah-darah-___-
Namun semenjak itu pula aku menyadari satu hal Mas..bahwa kebahagiaan adalah opsi lain dr kebersamaaan, maka meski ruang dan waktu menjadi penjagal dalam usia tawa kita, namun hati kita tetaplah sama....^___^
Semangat ya Mas Aan...semoga akan ada yg segera datang utk sang tokoh di atas...^^
lagi..lagi perpisahan...???
BalasHapussesuatu yang paling saya tidak suka...*pengalaman :(
Tapi saat kita berpisah dengan seseorang, siapapun itu, yakinlah bahwa akan ada yang lebih baik meski dia tidak akan tergantikan, meski kita belum tahu kapan yg lebih baik itu akan datang... yang berujung pada penantian. ^_^
Hiks...hiks..
BalasHapusjadi terharu dgn kisah kasihnya..
jadi pengen nyanyiin lagu lamanya Alm Chrisye;
"Pergilah kasih
kejarlah cita-citamu..
selagi masih ada waktu...
udah..udah..swaraku fals...
kayak'na mang gak banyak orang yang suka dgn perpisahaan. begitu juga aq, yang gk suka dgn perpisahaan. ujung'na biasa'na dgn kesedihan.huhuhu :(
BalasHapustapi mau apa? hidup d'dunia memang seperti itu. ada pertemuan, tentu ada perpisahan juga.. :)
dan waw, aq pikir kak Aan orang'na serius, ternyata bisa mellow juga.hehehe :D
menunggu-------sungguh menyebalkan--------
BalasHapusungkapan cerita dari seseorang yg special sepertinya--