Ketika kamu sudah jatuh bangun, mengalami pasang surut, melalui sesuatu yang sangat sulit, lalu bagaimana kamu mengetahui: apakah itu pertanda kamu tak bertakdir atasnya, atau ia adalah ujian perjuangan?
Bicara soal takdir itu tidak rumit. Sederhana. Kita perlu yakin dan percaya saja, karena percaya pada takdir juga sebagai bagian dari iman seseorang. Manusia tidak tahu apa yang sebenarnya akan terjadi di depan. Kemampuan berfikirnya memang dapat membawa dirinya kepada perhitungan, proyeksi dan perencanaan yang canggih. Namun setelah diusahakan realisasinya tidak selalu sesuai dengan keinginannya. Manusia hanya tahu takdirnya setelah terjadi.
Jadi, sesuatu itu bukan takdir kita jika masih dalam tahap proses, sesulit atau serumit apa pun; kecuali Allah sendiri yang Menghentikan (Menunjukkan). Misalnya, ketika kita ingin berlari mencapai satu titik, teruslah berlari walau rasanya sudah terlalu lelah dan tidak sanggup lagi.
Takdir Allah adalah ketika kita pingsan, tak sadar diri, karena tak sanggup lagi berlari, itu artinya Allah sendiri yang menghentikan kita dari berlari. Lantas itu bukan takdir kita; karena Allah sendiri yang menghentikan kita dari menjemput takdir itu, bukan karena kita sendiri yang memutuskan untuk berhenti berlari.
Tulisannya sangat inspiratif sekali. Pagi2 baca ini bikin rada mikir bacanya >_< hahahahaha.....
BalasHapusKang Aan, "MASIH" tetap mantap ya tulisannya :D
Tidak ada tulisan yang murni buatan diri sendiri. Hanya senang saja mencuri-curi ilmu...
Hapus"Bicara soal takdir itu tidak rumit. Sederhana. Kita perlu yakin dan percaya saja,.."
BalasHapussuka kalimat ini... ^^
Ah, Si Teteh yang satu ini... *tersipu-sipu
HapusSaya sepakat an. Makin rajin nulis euy. So, kapan kita kopdar?
BalasHapusPertanyaan yang membuat saya terharu... #kopdar
HapusHayuuuk
BalasHapus