Harumnya setangkai bunga tak akan menentang angin, tetapi kehormatan dan nama baik seseorang terbang ke seluruh dunia walaupun menentang angin.*
Ini kisah sederhana kami. Diawali dari sebuah perkenalan yang sederhana. Lantas ada obrolan-obrolan yang sederhana, tapi kemudian menjadi tidak biasa. Ada berbagai persamaan antar kami yang muncul satu persatu tanpa sengaja seolah menjadi kejutan manis yang kami dapat tiap harinya.
“Aku cantik, kan?”, katanya, “sudah banyak kok yang menawari jadi fotomodel”.
“Masa?”
“Ih, gak percayaan amat sih kamu!”
“Haha.. iya aku percaya kok”, kataku, “percaya banget kamu cantik”.
“Bohoong.....”
“Serius...”
Pernahkah kami berselisih paham? Sering. Meskipun kepala kami sama kerasnya, tapi kami juga bisa saling mengalah. Beradu argumen sudah jadi hal biasa. Tak mudah memang untuk melakukan kompromi, tapi kami sepakat untuk terus belajar saling mengerti. Di sisi lain, tetap ada hal-hal yang kami biarkan melekat pada diri masing-masing tanpa perlu dipaksa untuk “disamakan”. Kami memang berbeda, itu sudah pasti.
Ada satu nasehat yang senantiasa kami pegang. Yakni, hiduplah dengan perjuangan yang sebenar-benarnya. Walau hanya sesaat saja, hidup benar-benar tak pernah mudah untuk dilalui. Sebagian dari kita hidup meluncur begitu saja tanpa arah dan tujuan. Namun ujungnya mereka sadar mereka terlalu cepat dan terhempas begitu saja. Tak melihat pegangan untuk bertahan. Mereka jatuh, begitu saja!
“Aku lelah,” katamu.
“Ya aku melihatnya, merasakannya..”
“Kenapa aku ditempatkan ditempat yang membuatku tidak bahagia?”
“Sabar aja..” kataku.
“Iya, mungkin aku cuma bisa sabar”
“Aku bersamamu, aku janji”
“Meski mungkin kita ditakdirkan tak bersama?”
“Iya. Meski!”
Kami tidak mau seperti itu, bagian yang jatuh. Ada harapan yang senantiasa kami genggam. Senantiasa ada, seperti matahari yang terbit di ufuk menjadi cahaya yang menerangi saat gelap dikala malam. Menghangatkan hati kami.
Lantas, kami pun memulai perjalanan untuk memaknai kedamaian-kedamaian secara sederhana. Sederhana, karena kami memang tidak bisa muluk-muluk. Sejujurnya, sederhana juga merupakan kata kunci kenapa kami saling mengagumi.
15 Mei 2012
24 Tahun Sudah Usiaku.
*Kutipan: Sidharta Gautama
Quatenya bermakna dalam
BalasHapusapa mungkin artinya begini: harumnya kehormatan dan nama baik harus dijaga dan dipertahankan walau angin dan badai sekalipun merusaha merubah arah pikiran kita, karena seorang akan berharga dan dihargai bila bisa menjaga nama baik, yang didalamnya terdapat unsur akhlak yang baik, tutur kata yang santun dan tindakan yang terpuji.
tapi entahlah si penulis yang lebih tahu dalam mendiskripsikan tulisannya.
keren deh mas, saat aku juga saling mengagumi semua bunga serasa indah menghujani diriku ini.. :D
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusbeuh pemilihan kata katanya bang... :)
BalasHapusoya.. selamat ulang tahun bang.. sukses selalu aamiin..
wow.. diksinya ciamik. saling mengagumi karena sesuatu yang sederhana, karena itulah indahnya pertemuan, perkenalan dan kemudian saling melengkapi :)
BalasHapusMet Milad akh...
BalasHapus`sudah cukup untuk mengerti, dan...
errr...kali ini aku no comment ah...takut salah..:P
BalasHapusHihi.. Kenapa takut salah Diajeng Unik.. ^^
BalasHapusSederhana itu indah..
BalasHapusini baru draft ya?
ditunggu cerpen utuhnya an..
:D
Siap!!! *Mikir# --"
BalasHapusskalian ikutn lombanya bloofers tuh...^^
BalasHapusHm.. Gimana ya?? *MasihMikir# :D
BalasHapusoh god....
BalasHapus“Aku bersamamu, aku janji”
“Meski mungkin kita ditakdirkan tak bersama?”
“Iya. Meski!”
Ada rasa sakit terselubung disana.. terpendam, berusaha tegar meski itu sakit... apakah hanya aku yang merasakan itu??
Ditunggu Cerpennya.. ^__^
Wow.. awesome Latifah!!
BalasHapus"Ketika hanya bisa untuk saling mengagumi, tapi tidak untuk bersama."