Manis dan Pahit

Kalo takdir udah nyampe, semua akan indah pada waktunya. Dan, betapa menyenangkannya jika apa yang kita inginkan sesuai dengan takdir-Nya.

Manusia diciptakan untuk saling melengkapi, selalu ada kata “kamu” yang menjadi bagian hidup setiap manusia. Dan saya selalu suka tentang apa yang terkait dengan kamu.

Benar memang, kamu tidak selalu memberikan kesukaan pada saya, tapi suka saya ke kamu mengalahkan itu semua. Iya, saya suka kamu.

Jika saya mengibaratkan saya sebagai cangkir kosong, maka kamu adalah minuman hangat yang seringkali menemani pagi saya yang berembun atau malam yang sepi tanpa bulan sedangkan bintang hanya senyam tanpa cahaya; kamu seperti kopi hangat.

Kopi hangat, manis karena campurannya dengan gula atau susu. Manis tapi tetap ada rasa pahitnya. Mirip dengan hidup ini, kan? Perpaduan antara manis dan pahit. Ada dari kamu yang begitu senang dengan saya, mencintai saya, selalu tersenyum dan memberi saya ruang untuk berbagi dan menunjukkan jati diri. Kamu membuat hidup saya manis.

Lain waktu kamu juga membuat saya merasa menjadi orang yang tak berguna, tidak berdaya untuk menjadi seseorang yang baik dihadapanmu. Iya, saat itu kamu memberikan rasa pahit dalam hidupku.

Tapi bagaimanapun, aku suka kamu. Kombinasi manis dan pahit menjadi sebuah kenikmatan dalam hidup saya. Secangkir kopi hangat di pagi hari.

Hanya saja, saya tidak lupa dengan satu hal yang harus disadari dengan benar. Secangkir kopi hangat itu bisa dingin. Dan kamu tidak akan selamanya ada di dekat saya. Kehidupan senantiasa menyajikan pergantian. Sesuatu bisa datang dan pergi.

Mungkin ini soal waktu yang mengikat kamu, pun saya menjadi makhluk yang tak abadi. Manusia dihidupkan, kemudian dimatikan.

Di hari-hari yang kosong kamu mengisi dua sisi hidup saya, manis dan pahit. Hanya ada kalanya juga, rasa keduanya terabaikan, ketika saya mungkin tak bisa merasakan apa-apa lagi.

Tapi kamu jangan khawatir, saya tak akan biarkan itu terjadi, saya jaga perasaan ini pada kamu. Akan selalu saya jaga. Selalu…

#Self-Note