13 Agu 2010

ENAM WASIAT IMAM SYAFI'I


Pertama, barangsiapa mempelajari al-Qur'an maka mulia nilai dirinya. Kedua, barangsiapa berbicara tentang fiqih maka akan berkembang kemampuannya. Ketiga, barangsiapa menulis hadist maka akan kuat hujjahnya. Keempat, barangsiapa mengkaji bahasa maka akan lembut tabiatnya. Kelima, barangsiapa mengkaji ilmu hitung maka akan sehat pikirannya. Keenam, barangsiapa tidak menjaga jiwanya maka ilmunya tidak akan berguna baginya. (Imam Syafi'i)

12 Agu 2010

SAATNYA MENJADI BAIK

KENALI TANDA-TANDA JATUH CINTA


VIVAnews - Banyak orang bilang jatuh cinta berjuta rasanya. Meski demikian, banyak orang seringkali tak sadar sedang jatuh cinta. Mereka terlalu hanyut dalam buaian asmara.

Seperti dikutip dari laman Shine, berikut tanda-tanda seseorang sedang jatuh cinta.

Emosi
Merasa bahagia memiliki hubungan dan tumbuh kepedulian terhadap lawan jenis bisa menjadi pertanda jatuh cinta. Apalagi jika rasa peduli melebihi kepedulian pada diri sendiri.

Selalu ingin bersama
Individu yang sedang jatuh cinta biasanya merasa selalu ingin bersama. Itu wajar karena seiring tumbuhnya rasa cinta, Anda akan menganggap pasangan bagai oksigen yang tak bisa dilepas.

Komunikasi reguler
Komunikasi biasanya tak pernah putus bagi mereka yang sedang dilanda demam cinta. Tak hanya tatap muka, komunikasi melalui perangkat selular menjadi aktivitas yang sulit dicegah. Meski hanya menanyakan hal sepele, itu sudah menjadi pertanda kuat bagi pasangan jatuh cinta.

Melamun
Mereka yang sedang dimabuk asmara seringkali sulit fokus. Pikiran mudah berkelana sehingga berpotensi mengganggu tugas-tugas penting. Tak jarang terlihat melamun, hanya memikirkan si dia dan masa depan bersamanya.

Selalu ingin tampil menarik
Saat membangun sebuah hubungan, tanpa sadar Anda melakukan perubahan. Selalu ingin tampil menarik di depannya, itu menjadi salah satu pertanda. Anda ingin selalu menarik perhatiannya.

Selalu ingin membantu
Ketika seseorang jatuh cinta, apapun rela dilakukan demi mendapatkan simpatinya. Rata-rata pria rela mengantar calon kekasihnya kemanapun pergi. Termasuk membantunya mengatasi kesulitan.

11 Agu 2010

MAKNA ZAKAT

Rumah Zakat - Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan apabila telah memenuhi syarat – syarat yang telah ditentukan oleh agama, dan disalurkan kepada orang–orang yang telah ditentukan pula, yaitu delapan golongan yang berhak menerima zakat sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60 :

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana .”

Zakat dalam bahasa Arab mempunyai beberapa makna :

Pertama, zakat bermakna At-Thohuru, yang artinya membersihkan atau mensucikan. Makna ini menegaskan bahwa orang yang selalu menunaikan zakat karena Allah dan bukan karena ingin dipuji manusia, Allah akan membersihkan dan mensucikan baik hartanya maupun jiwanya. Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ayat 103:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Kedua, zakat bermakna Al-Barakatu, yang artinya berkah. Makna ini menegaskan bahwa orang yang selalu membayar zakat, hartanya akan selalu dilimpahkan keberkahan oleh Allah SWT, kemudian keberkahan harta ini akan berdampak kepada keberkahan hidup. Keberkahan ini lahir karena harta yang kita gunakan adalah harta yang suci dan bersih, sebab harta kita telah dibersihkan dari kotoran dengan menunaikan zakat yang hakekatnya zakat itu sendiri berfungsi untuk membersihkan dan mensucikan harta.

Ketiga, zakat bermakna An-Numuw, yang artinya tumbuh dan berkembang. Makna ini menegaskan bahwa orang yang selalu menunaikan zakat, hartanya (dengan izin Allah) akan selalu terus tumbuh dan berkembang. Hal ini disebabkan oleh kesucian dan keberkahan harta yang telah ditunaikan kewajiban zakatnya. Tentu kita tidak pernah mendengar orang yang selalu menunaikan zakat dengan ikhlas karena Allah, kemudian banyak mengalami masalah dalam harta dan usahanya, baik itu kebangkrutan, kehancuran, kerugian usaha, dan lain sebagainya. Tentu kita tidak pernah mendengar hal seperti itu, yang ada bahkan sebaliknya.

Selama beraktivitas di Lembaga Amil Zakat, sampai saat ini penulis belum menemukan orang –orang yang rutin menunaikan zakat kemudian berhenti dari menunaikan zakat disebabkan usahanya bangkrut atau ekonominya bermasalah, bahkan yang ada adalah orang–orang yang selalu menunaikan zakat, jumlah nominal zakat yang dikeluarkannya dari waktu ke waktu semakin bertambah besar, itulah bukti bahwa zakat sebenarnya tidak mengurangi harta kita, bahkan sebaliknya. Memang secara logika manusia, dengan membayar zakat maka harta kita akan berkurang, misalnya jika kita mempunyai penghasilan Rp. 2.000.000,- maka zakat yang kita keluarkan adalah 2,5 % dari Rp. 2.000.000,- yaitu Rp 50.000,-. Jika kita melihat menurut logika manusia, harta yang pada mulanya berjumlah Rp.2.000.000,- kemudian dikeluarkan Rp. 50.000,- maka harta kita menjadi Rp. 1.950.000,- yang berarti jumlah harta kita berkurang. Tapi, menurut ilmu Allah yang Maha Pemberi rizki, zakat yang kita keluarkan tidak mengurangi harta kita, bahkan menambah harta kita dengan berlipat ganda. Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 39 :

“Dan sesuatu riba yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipat gandakan .”

Dalam ayat ini Allah berfirman tentang zakat yang sebelumnya didahului dengan firman tentang riba. Dengan ayat ini Allah Maha Pemberi Rizki menegaskan bahwa riba tidak akan pernah melipat gandakan harta manusia, yang sebenarnya dapat melipat gandakannya adalah dengan menunaikan zakat.

Keempat, zakat bermakna As-Sholahu, yang artinya beres atau keberesan, yaitu bahwa orang orang yang selalu menunaikan zakat, hartanya akan selalu beres dan jauh dari masalah. Orang yang dalam hartanya selalu ditimpa musibah atau masalah, misalnya kebangkrutan, kecurian, kerampokan, hilang, dan lain sebagainya boleh jadi karena mereka selalu melalaikan zakat yang merupakan kewajiban mereka dan hak fakir miskin beserta golongan lainnya yang telah Allah sebutkan dalam Al – Qur’an.

9 Agu 2010

DIBALIK SEBUAH SENYUMAN


Rumah Zakat - Ia tak dapat dibeli, diminta, dipinjam, atau dicuri. Karena ia adalah sesuatu yang tidak berguna sebelum diberikan kepada orang lain. Itulah senyuman, memperkaya orang yang menerima tanpa membuat miskin orang yang memberi.
(Dikutip dari Buku How to Win Friends and Influence People).


Tersenyumlah, karena senyum itu sedekah, karena senyum itu membuat orang menjadi indah dan enak dilihat. Senyuman tulus ibarat oase di padang gersang, setetes air jernih dari mata air yang bisa menghilangkan dahaga atau cahaya lilin di kegelapan, selalu menyenangkan bagi yang memandangnya.

Senyum pada hakikatnya adalah kebutuhan manusia. Siapa yang senang tersenyum membuat jiwa, perasaan, pikiran dan fisiknya terpenuhi salah satu kebutuhannya. Bila manusia tidak senang tersenyum, ada luka di jiwa, rasa dan pikirnya. Sang jiwa yang terluka membuat hidup dipenuhi kegelisahan. Sang rasa yang terluka membuat hidup tidak tenang. Sang pikir yang terluka membuat hidup penuh beban.

Ia sederhana, tapi dahsyat luar biasa.
Ia kecil, tapi bermakna raksasa.
Ia mudah, tapi sangat berharga.
Karenanya,,,
Tersenyum lah…

Senyum pada hakikatnya adalah salah satu anugerah indah dari Allah Maha Indah. Senyum adalah bagian dari keindahan manusia. Sayang, anugerah indah ini, tidak banyak ditemui di wajah banyak manusia. Dunia akan jauh lebih indah bila penduduknya gemar tersenyum. Hidup dan kehidupan manusia pun akan lebih indah dan menenteramkan bila kita menemui banyak senyum di sekeliling kita.

Rasulullah Saw. telah meluluhkan hati siapa saja dengan senyumannya. Beliau mampu “menyihir” hati dengan senyuman, Beliau menumbuhkan harapan dengan senyuman. Beliau mampu menghilangkan sikap keras hati dengan senyuman. Dan Beliau mensunnahkan dan memerintahkan umatnya agar menghiasi diri dengan akhlak mulia ini. Bahkan beliau menjadikan senyuman sebagai lahan berlomba dalam kebaikan. Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam. bersabda, Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah, (HR. At Tirmidzi).

Senyum merupakan sedekah yang paling mudah tetapi juga bisa menjadi sangat sulit diberikan oleh seseorang. Senyuman yang tulus dari seseorang meberikan refleksi kejiwaan positif kepada orang lain. Sebenarnya senyum bisa mengubah suasana tidak nyaman menjadi nyaman. Dunia kita akan terasa indah bila kita gemar tersenyum. Dilingkungan kitapun akan terasa menentramkan bila kita banyak menemukan senyum disekeliling kita. Bukankah indah bila kita banyak menerima senyum dan bukankah akan lebih indah lagi bila kita yang memberi senyum.

KHUTBAH RASULULLAH MENYAMBUT RAMADHAN


“Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yg paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah, Allah Ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengadzab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbal-alamin.

Wahai manusia, barangsiapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.

(Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan khotbahnya, “Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan seteguk air.”)

Wahai manusia, siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, ia akan berhasil melewati Sirathal Mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.

Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.”

(Aku –Ali bin Abi Thalib yang meriwayatkan hadits ini– berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi, “Ya Abal Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.)

7 Agu 2010

Buat Segalanya Lebih Baik

Mari kita buat segalanya menjadi lebih baik adanya. Buang segala hal yang benar-benar tidak penting dari hidup kita. Tolonglah sekiranya yang patut kita tolong. Karena suatu saat siapapun yang kita tolong akan balik menolong kita. Saat itu terjadi, kau akan lihat bagaimana indahnya rencana Tuhan. Dan itu akan selalu tersimpan di hati meski raga sudah kau tak miliki.

Bila hati sudah berkata, ikutilah. Bila tidak kita hanya akan membuat diri ini dalam penderitaan. Pandangan mata juga terkadang menipu. Karena yang tampak baik tidak selalu baik. Atau juga sebaliknya.

Hati adalah diri. Jadilah diri sendiri dengan mendengar setiap kebenaran dalam hati.

Tak perlulah kita mencoba segala hal bila segala sesuatunya sudah ada di sini. Bersyukurlah. Orang boleh saja tertawa atau memandang kita biasa. Tapi biarkan kita tetap menjadi apa yang kita inginkan. Kebahagian tidak ditentukan dari banyak pujian orang pada diri kita. Tapi seberapa banyak kita melihat kebaikan dalam diri orang lain yang membuat kita semakin lebih baik dan bijaksana.

Suatu saat pula akan banyak yang menolak kita. Tapi bagaimana pun tolakan tersebut jangan pernah membuat kita patah semangat. Lihatlah, banyak dari kita yang melakukan kebaikan tapi tak jarang pula ada yang berbeda pendapat dengan kita. Banyak orang melakukan kebenaran tapi tak jarang pula ada yang menganggap kita tak benar. Karena esensinya, bukan antara aku, kau dan orang lain. Tapi antara kita dan Tuhan kita. Kita bukan ingin di pandang orang lain, tapi sejatinya kita ingin di pandang oleh Tuhan kita, Allah.

1 Agu 2010

Jiwa

Dalam setiap kesediriannya, manusia terkadang menjadi orang yang seutuhnya. Tanpa terikat dengan lingkungan luarnya, mereka bisa mejadi diri sendiri dan menampilkan keaslian visi hidupnya. Hal ini pula yang bisa kita lihat dalam diri kita. Jika banyak orang yang seringkali bertanya, "Siapakah kamu?" Maka kamu adalah dirimu saat sendirian.

Keseharian kita seringkali hanya bersinggungan dengan tataran fisik saja. Bagaimana kita menampilkan diri kita dengan pakaian kita, make-up kita, postur tubuh kita dan lain sebagainya yang kita tahu itu semua adalah tataran fisik. Adakah kita lupa dengan jiwa? Bagian terdalam dan terkuat dalam diri kita. Ya, ini tentang jiwa.

[Cimahi, 01082010: MiHeSo]

Tiada Henti Menemukan Diri

Kita hidup di dalam masyarakat yang kian berorientasi-tujuan (Goal Oriented) yang menginginkan pemecahan masalah saat ini juga. Kita menghendaki makanan siap saji semenit, mengeringkan pakaian sejam, memutihkan kulit seminggu, mengencangkan bagian-bagian vital sebulan, dan kesuksesan sesegera mungkin, semudah membalik telapak tangan. Kita juga disodori berbagai tips cespleng, 9 trik memuaskan pasangan Anda; kiat kencan sejam dengan idola; 24 jam terampil berbahasa asing; atau training 2 hari jadi entrepreneur sukses tanpa modal.

Kita begitu terobsesi dengan hal yang serba seketika. Kita mulai menjadi makhluk yang mengutamakan hasil ketimbang proses. Hasil itu harus di raih dalam sekejap. Dengan nada getir orang menyebut kecenderungan ini sebagai "Budaya Instan", budaya seketika. Ingin dapat uang cepat kita ikut undian. Ingin pilih pemimpin kita hamburkan SMS. Ingin pilih idola gelar pentas calon bintang.

Namun, kita sedikit terhenyak ketika menyadari ternyata hidup adalah suatu perjalanan yang tiada henti dalam menemukan diri (self-fullfilment). Ini berarti, kita perlu menyediakan waktu: mungkin untuk membelai anak-anak kita, mencium istri / suami kita, menyapa hangat tetangga kita, menyantuni anak tak mampu, menyeberangkan tunanetra atau orang tua di jalan, merawat bunga dipekarangan, atau membiarkan orang lain mendahului kita di jalan raya.

Perumpamaan yang sederhana dalam menyelami makna hidup adalah dengan memandang sebatang pohon. Jika sebuah pohon di beri pupuk sekadarnya, ia memang bisa bertahan hidup, tetapi tidak berkembang dengan baik. Tetapi jika diberikan pupuk yang cukup dan bukan sekadar apa yang diperlukannya untuk hidup, maka pohon itu akan hidup dan berkembang, dan bahkan menghasilkan buah yang berlimpah.

Mengutip dari buku.