31 Jan 2012

Luangkan Waktu

Entah, tergerak begitu saja untuk mengambil salah satu buku dari berbagai buku yang tertumpuk di meja yang ada di kamar. Tertulis “What’s your story?” di buku itu menandakan judulnya. Pengarangnya Marion Dane Bauer. Tidak judulnya saja yang “bule” tapi pada kenyataannya pengarangnya juga. Hanya saja, buku yang saya beli sekitar dua tahun yang lalu ini berbahasa Indonesia. Ya, maksudnya sudah diterjemahkan gitu.. hehe

Membaca lembar demi lembar awal dari buku itu, dan ada juga hal yang menarik saat membacanya. Tentang apa? Tentang siapa saja yang memiliki cita-cita menjadi seorang penulis. Kamu harus mampu untuk meluangkan waktu untuk selalu berlatih menulis setiap harinya. Kurang lebih begitulah yang tertulis di buku itu, di bab pendahuluan. Coba pikirkan, jika kamu punya niatan, cita-cita, keinginan, harapan, mimpi, atau apa pun itu, berapa lama waktu yang harus diluangkan setiap harinya untuk berlatih menulis? Satu jam, tiga puluh menit, atau 15 menit. Ayo putuskan!

Sejujurnya pula, saya menulis postingan ini adalah efek yang menyentak saat membaca pertanyaan berapa lama waktu yang diluangkan untuk berlatih menulis. Karena hampir-hampir tak ada waktu yang diluangkan untuk berlatih menulis. Saya menulis hanya saat mood ingin menulis, selebihnya ngehayal deh mau jadi penulis profesional. Hadeuh...

Pada ujungnya, kata-kata yang ditulis oleh Marion Dane Bauer semakin menyentak diri ini. Lantas saya hentikan membaca buku tersebut, dan langsung menulis postingan ini. Apa kata-katanya? Ini dia:
Kamu akan meraih jauh lebih banyak dengan menulis lima belas menit sehari secara teratur daripada jika kamu menunggu datangnya saat-saat ghaib ketika kamu tidak punya kegiatan lain.

Maknanya, meski cuma lima belas menit sehari, menulislah. Bukan masalah tulisanmu tidak menarik, tidak nyambung, tidak asyik. Tapi jika kamu sama seperti saya, ingin jadi seorang penulis profesional, yang handal, yang terkenal (wow!) berlatihlah terus menerus. Konsistenkan diri dan berkomitmenlah untuk berlatih menulis setiap harinya.

Nanti, dengan sendirinya, kita jadi terbiasa untuk menulis dengan atau tanpa mood sekalipun. Seperti kata pujangga inggris: mula-mula kita membentuk kebiasaan kita; lama kelamaan, kebiasaan kitalah yang membentuk kita.

Yuk ah, menulis...!

14 Jan 2012

Aku Dan Jiwaku

www.kumpulanfoto.net - sakura


Musim bunga pada suatu pagi,
Aku dan jiwaku berbisik,
"Ah, sudah pagi.."
"Bergeraklah.."
"Meski dengan atau tanpa yang lainnya?"
"Iya, bergerak saja. Hingga suatu waktu nanti, kutemukan apa yang kucari.."
"Apa?"
"Kedamaian."

Aan Syn I Curiosita
14 Jan '12

#Status FB

12 Jan 2012

Dalam Ketenangan

Entah cerita dari mana, saya sendiri tidak tahu siapa pengarang aslinya. Namun yang jelas, cerita berikut sangat menyadarkan akan sesuatu yang telah lama hilang dari diri saya. Mungkin sebagian dari kita sudah pernah mendengar atau membaca cerita ini. Gak apa-apa, gak ada salahnya untuk membaca ulang kalau memang ini baik.

Ada seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu.

Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu.

Teman-teman pekerja yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan. Tibalah saat makan siang.

Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut.

Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari.

Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut.

Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Tapi anak ini cuma seorang diri saja, dan berhasil menemukan arloji itu.

“Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini ?”, tanya si tukang kayu.”Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi tik-tak, tik-tak. Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada”, jawab anak itu.***

Saya tidak tahu apa ini tepat atau tidak. Tapi setahu saya, ketenangan dalam menghadapi masalah adalah salah satu kunci dari bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah. Mencoba untuk tenang dan hening sejenak juga kadang bisa lebih efektif menyelesaikan masalah dari pada kita terburu-buru.

“Never be in a hurry; do everything quietly and in a calm spirit. Do not lose your inner peace for anything whatsoever, even if your whole world seems upset.” Kata Saint Francis de Sales

Kira-kira artinya begini: “Jangan pernah terburu-buru; lakukan segala sesuatu dengan tenang. Jangan kehilangan kedamaian untuk apapun juga, bahkan jika seluruh duniamu terlihat kacau.”

Untuk menghentikan riak air dalam telaga yang sebelumnya tenang, kita cukup mendiamkannya saja. Tak perlu usaha dari tangan atau pun alat lain dari diri kita untuk mencoba air telaga kembali tenang. Diamkan saja, gelombang air tersebut akan tenang dengan sendirinya.

Ya, tenanglah! Semoga dengan ketenangan semua kembali sesuai dengan apa adanya.(*)


.. Kisah didapat dengan Copas ..

5 Jan 2012

Untuk Wanita Muslimah

Who am I? You sure you want to know? The story of my life is not for the faint of heart. If somebody said it was a happy little tale, if somebody told you I was just your average ordinary woman, not a care in the world, somebody lied.
Not everyone is meant to make a difference. But for me, the choice to lead an ordinary life is no longer an option.

Sketsa from Google



Kutipan di atas sedikit modifikasi dari apa yang dikatakan Peter Parker di film Spiderman. Karena ini ditujukan untuk para muslimah yang dengan gigih dan luar biasa mempertahankan jilbabnya. Hehe.. bukan maksud lho saya samakan para ukhti-ukhti dengan "Spidey". Hanya tertarik saja dengan kalimat di atas, kalau ada yang lebih bagus untuk menggambarkan wanita muslimah bolehlah sok bagi-bagi di-postingan saya ini. :D