26 Nov 2010

Selintas Doaku


Selalu ada batas waktu dalam kehidupan ini. Sadar atau pun tidak, batas itu senantiasa mendekat. Sayangnnya hanya sebagian saja dari kita yang tahu seberapa dekat kita dengan perbatasan waktu. Sebagian yang lain seolah melupakannya, atau justru mereka benar-benar lupa denga itu semua.

Lihatlah sekeliling kita, waktu telah merubah segalanya. Yang dahulu muda, kini beranjak tua. Yang dahulu elok, kini tak satu pun mau menengok.

Andai dan terus berandai ada dalam benak kita. Ingin semua begini dan begitu. Tak sadar diri ini tak tahu. Selalu dan selalu begitu..

Ya Allah,
aku minta kelurusan niat hanya pada-Mu,
kebenaran dalam beramal atas bimbingan-Mu.
Ya Allah,
Apa-apa yang didapat olehku atas pemberian-Mu, maka ikhlaskan diriku.
Izinkah aku merasakan nikmat bersyukur pada-Mu.
Ya Allah,
ampunilah aku sebagaimana Engkau mengampuni orang-orang beriman,
cintailah aku sebagaimana Engkau mencintai orang-orang yang mencintai-Mu.
Ya Allah,
Maafkan aku bila tak pernah tahu maksud-Mu,
berikan petunjuk dan cahaya-Mu

Bandung, Nopember 2010 

25 Nov 2010

Selamat Hari Guru

Jika kamu bisa membaca dengan baik judul dari postingan ini serta tanpa kesulitan membaca tulisan ini, berterima kasihlah pada gurumu! Ya, hari ini, 25 Nopember, adalah hari guru, especially di Indonesia. Jadi ini bertepatan juga dengan ulang tahun PGRI.

Tapi apa pun itu, kita harus bersyukur pada guru-guru kita.

Abu Umamah ra. berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Kelebihan seorang alim daripada seorang ahli ibadah, bagaikan kelebihanku terhadap orang yang terendah di antara kamu”. Kemudian Nabi bersabda pula : “Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya dan semua penduduk langit dan bumi hingga semut yang didalam lubangnya dan ikan-ikan selalu mendoakan kepada guru-guru yang mengajarkan kebaikan kepada manusia. (HR. Tirmidzi)

Terima kasih untuk para guruku..

Barangsiapa yang menempuh sebuah jalan guna mencari ilmu niscaya Allah akan memudahkan jalannya untuk masuk ke dalam surga. Sesungguhnya para malaikat betul-betul meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena mereka ridha dengan apa yang dia tuntut. Sesungguhnya seorang alim (orang yang berilmu) itu diminta-ampunkan oleh segala sesuatu sampai ikan-ikan di lautan. Kelebihan seorang alim di atas abid (ahli ibadah) adalah bagaikan kelebihan yang dimiliki oleh bulan di atas bintang-bintang lainnya. Para ulama adalah pewaris para nabi, dan sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula perak akan tetapi mereka hanya mewariskan ilmu, karenanya barangsiapa yang mengambilnya (ilmu) maka sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat besar.” (HR. Abu Daud no. 3642 dan At-Tirmizi no. 2682 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6297)

23 Nov 2010

Menjadi Luar Biasa

"Tahukah engkau wahai istriku, esok aku akan dilantik menjadi seorang jenderal pasukan?"

"Lantas ?!"

"Bahkan aku tak pernah berpikir, sebagai orang baru, aku akan menjadi lebih tinggi dari senior-seniorku.."

"Tenanglah sayangku," ucap sang istri, "mulai besok kau adalah jendral maka mulai dari sekarang berpikir dan bertindaklah layaknya seorang jendral"

***

Pada taraf tertentu, Kita semua ingin menjadi besar dan utama di mata orang lain. Kita semua ingin mengukir sejarah dan populer. Lalu, bagaimana untuk menjadi demikian? Berpikir dan bertindaklah layaknya seperti apa yang kita inginkan.

Jika kita disakiti seseorang, jika kita menemui kesulitan atau kegagalan, maka berpikir dan bertindaklah layaknya orang besar dan luar biasa. Jadikan diri kita sebagai orang yang layak untuk menjadi besar.

Orang besar tidak berpikir dan bertindak seperti orang biasa. Mereka tidak kehilangan diri saat gagal. Kegagalan mengajarkan mereka tentang keberhasilan. Mereka berpikir luar biasa, bertindak luar biasa.

Oh ya, bicara soal kegagalan, saya senang dengan kata Lincoln saat ia menjadi presiden setelah sebelumnya ia menemui banyak kegagalan. Kata dia, "tidak ada orang yang cukup baik untuk menjadi presiden, tetapi harus ada yang menjadi presiden".

Hmm, mari putuskan, selamat menjadi besar dan luar biasa!

18 Nov 2010

Sudahkah Saya ?

Sudahkah kita menjadi manusia yang sibuk dan asyik dengan hobby kita tapi tetap shalat berjamaah di mesjid?

hamba yang punya kesempatan berzina tapi takut pada ALLAH?

hamba yang bersedekah padahal sudah berzakat?

hamba yang konsisten taat ditengah badai maksiat?

mari bertanya pada diri kita.. sudahkah saya?

15 Nov 2010

Triple Filter Test

Di Yunani kuno, Socrates terkenal yg sangat terhormat.

Suatu hari seorang kenalannya bertemu dengan filsuf besar itu dan berkata, "Tahukah Anda apa yang saya dengar tentang teman Anda?"

"Tunggu beberapa menit," Socrates menjawab "Sebelum Anda menceritakan apapun, saya akan memberikan suatu test sederhana. Ini disebut Triple Filter Test."

"Triple filter Test?"

"Benar," kata Socrates.

"Sebelum kita bicara tentang temanku, kukira bagus kalau kita mengambil waktu sebentar utk menyaring apa yg akan kita katakan. Itu saya sebut TRIPLE FILTER TEST. Filter pertama adalah KEBENARAN."

"Apakah Anda yakin sepenuhnya bahwa yg akan Anda katakan padaku benar adanya ?"

"Tidak," jawab orang itu, "Sebenarnya saya hanya mendengar tentang itu."

"Baik," kata socrates. "Jadi Anda tidak yakin bila itu benar. Baiklah sekarang saya berikan filter yang kedua, Filter KEBAIKAN."

"Apakah yg akan Anda katakan tentang temanku itu sesuatu yang baik?"

"Tidak, malah sebaliknya.. ."

"Jadi," Socrates melanjutkan, "Anda akan bicara tentang sesuatu yg buruk tentang dia, tetapi Anda tidak yakin apakah itu benar. Anda masih memiliki satu kesempatan lagi karena masih ada satu filter lagi, yaitu filter KEGUNAAN."

"Apakah yg akan Anda katakan padaku tentang temanku itu, berguna bagiku ?"

"Tidak, sama sekali tidak."

Socrates berkata, "bila Anda ingin katakan sesuatu yang belum tentu benar, buruk dan bahkan tidak berguna, mengapa Anda harus mengatakannya kepadaku ?"

13 Nov 2010

Pada Suatu Pagi Hari

Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu. Ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi agar ia bisa berjalan sendiri saja sambil menangis dan tak ada orang bertanya kenapa.

Ia tidak ingin menjerit-jerit berteriak-teriak mengamuk memecahkan cermin membakar tempat tidur. Ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-rintik di lorong sepi pada suatu pagi.

Sapardi Djoko Damono, 1973

12 Nov 2010

Yang Terbaik

Melangkah itu indah, namun mencari arah yang terkadang susah,
mencari jalan itu mudah, tapi menuju noktah pasti mendatangkan lelah,
pada intinya menjaga istiqomah paling susah.

Namun ALLAH sangat paham,
ALLAH tidak meminta kita menjadi yeng terbaik,
tapi hanya perlu melakukan yang terbaik,
meletakkan keyakinan dan sandaran penuh kepada-NYA,
setelah itu ALLAH mengurus yang selebihnya,
agar yang terbaik menjadi milik kita.

Repost dari status FB : Rahayu Sundari

11 Nov 2010

Semalam Aku Bermimpi

Menemukan catatan lama, justru seringkali membuat kita terkejut kembali. Tentang hal-hal yang begitu mengena dan memikat di hati. Hahai.. :D

Sama seperti catatan lama berikut yang saya catat 2 tahun lalu. Hmm.. jadi terkenang kembali ;-)
***

Semalam aku bermimpi :

Tentang aku yang berlari menuju suatu tempat , perasaan akan keterlambatan dari suatu hal yang tak aku sadari. Aku melihat suatu tempat telah ramai oleh orang-orang yang menungguku… Aku meneruskan langkahku kearah depan orang-orang tersebut. Aku menemui seorang wanita berjilbab, berparas cantik, tersenyum padaku dengan lembutnya. Kontan aku pun berkata padanya,” Maaf ya, aku terlambat.”

Aku masih tak sadar akan suasana yang sedang terjadi sampai aku mengucapkan Ijab-kabul di depan penghulu… Ya Allah, aku dalam suasana pernikahan. Kulihat calon Istriku, Cantik sekali. Betapa bahagia diriku, kulihat sekelilingku dan aku melihat teman-temanku hadir sebagai tamu. Entah perasaan apa ini, rasanya tak percaya. Istriku sangat menyenangkan hatiku. Sesaat terasa kedamaian dalam hati ini. Aku menatap wajah Istriku, sangat cantik, berjilbab (seperti yang kuharapkan selama ini), dan tentunya aku bahagia bersanding dengannya.

Hanya saja aku masih terheran, karena aku tak tahu siapa dia. Aku mencoba mengingat-ingat dirinya. Perasaan aku tak pernah bertemu dengannya, mungkinkah dia bidadarku… Ah aku tak tak tahu.

jam 05.41 wib 10-06-’08
***

Maaf ya kalau mimpinya kurang seru.. ya namanya juga mimpi. Harap maklum! hehe..

9 Nov 2010

Bunda, tolong mandikan aku sekali saja !

Repost :

Dewi adalah sahabat saya, ia adalah seorang mahasiswi yang berotak cemerlang dan memiliki idealisme yang tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not to be the best?,'' begitu ucapan yang kerap kali terdengar dari mulutnya, mengutip ucapan seorang mantan presiden Amerika.

Ketika Kampus, mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht-Belanda, Dewi termasuk salah satunya.

Setelah menyelesaikan kuliahnya, Dewi mendapat pendamping hidup yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi. tak lama berselang lahirlah Bayu, buah cinta mereka, anak pertamanya tersebut lahir ketika Dewi diangkat manjadi staf diplomat, bertepatan dengan suaminya meraih PhD. Maka lengkaplah sudah kebahagiaan mereka.

Ketika Bayu, berusia 6 bulan, kesibukan Dewi semakin menggila. Bak seekor burung garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Sebagai seorang sahabat setulusnya saya pernah bertanya padanya, "Tidakkah si Bayu masih terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal oleh ibundanya ?" Dengan sigap Dewi menjawab, "Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya dengan sempurna". "Everything is OK !, Don’t worry Everything is under control kok !" begitulah selalu ucapannya, penuh percaya diri.

Ucapannya itu memang betul-betul ia buktikan. Perawatan anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter termahal. Dewi tinggal mengontrol jadwal Bayu lewat telepon. Pada akhirnya Bayu tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas mandiri dan mudah mengerti.

Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang betapa hebatnya ibu-bapaknya. Tentang gelar Phd. dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang berlimpah. "Contohlah ayah-bundamu Bayu, kalau Bayu besar nanti jadilah seperti Bunda". Begitu selalu nenek Bayu, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.

Ketika Bayu berusia 5 tahun, neneknya menyampaikan kepada Dewi kalau Bayu minta seorang adik untuk bisa menjadi teman bermainnya dirumah apa bila ia merasa kesepian.

Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Dewi dan suaminya kembali meminta pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Bayu. Lagi-lagi bocah kecil inipun mau ''memahami'' orangtuanya.

Dengan Bangga Dewi mengatakan bahwa kamu memang anak hebat, buktinya, kata Dewi, kamu tak lagi merengek minta adik. Bayu, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek dan sangat mandiri. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Bahkan, tutur Dewi pada saya , Bayu selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Dewi sering memanggilnya malaikat kecilku. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, namun Bayu tetap tumbuh dengan penuh cinta dari orang tuanya. Diam-diam, saya jadi sangat iri pada keluarga ini.

Suatu hari, menjelang Dewi berangkat ke kantor, entah mengapa Bayu menolak dimandikan oleh baby sitternya. Bayu ingin pagi ini dimandikan oleh Bundanya," Bunda aku ingin mandi sama bunda...please...please bunda", pinta Bayu dengan mengiba-iba penuh harap.

Karuan saja Dewi, yang detik demi detik waktunya sangat diperhitungkan merasa gusar dengan permintaan anaknya. Ia dengan tegas menolak permintaan Bayu, sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Bayu agar mau mandi dengan baby sitternya. Lagi-lagi, Bayu dengan penuh pengertian mau menurutinya, meski wajahnya cemberut.

Peristiwa ini terus berulang sampai hampir sepekan. "Bunda, mandikan aku !" Ayo dong bunda mandikan aku sekali ini saja...?" kian lama suara Bayu semakin penuh tekanan. Tapi toh, Dewi dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Bayu sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Bayu bisa ditinggal juga dan mandi bersama Mbanya.

Sampai suatu sore, Dewi dikejutkan oleh telpon dari sang baby sitter, "Bu, hari ini Bayu panas tinggi dan kejang-kejang. Sekarang sedang di periksa di Ruang Emergency".

Dewi, ketika diberi tahu soal Bayu, sedang meresmikan kantor barunya di Medan. Setelah tiba di Jakarta, Dewi langsung ngebut ke UGD.Tapi sayang... terlambat sudah...Tuhan sudah punya rencana lain. Bayu, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh Tuhannya.. Terlihat Dewi mengalami shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah untuk memandikan putranya, setelah bebarapa hari lalu Bayu mulai menuntut ia untuk memandikannya, Dewi pernah berjanji pada anaknya untuk suatu saat memandikannya sendiri jika ia tidak sedang ada urusan yang sangat penting. Dan siang itu, janji Dewi akhirnya terpenuhi juga, meskipun setelah tubuh si kecil terbujur kaku.

Ditengah para tetangga yang sedang melayat, terdengar suara Dewi dengan nada yang bergetar berkata "Ini Bunda Nak...., Hari ini Bunda mandikan Bayu ya...sayang....! akhirnya Bunda penuhi juga janji Bunda ya Nak.." . Lalu segera saja satu demi satu orang-orang yang melayat dan berada di dekatnya tersebut berusaha untuk menyingkir dari sampingnya, sambil tak kuasa untuk menahan tangis mereka.

Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, para pengiring jenazah masih berdiri mematung di sisi pusara sang Malaikat Kecil. . Berkali-kali Dewi, sahabatku yang tegar itu, berkata kepada rekan-rekan disekitanya, "Inikan sudah takdir, ya kan..!" Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya di panggil, ya dia pergi juga, iya kan?". Saya yang saat itu tepat berada di sampingnya diam saja. Seolah-olah Dewi tak merasa berduka dengan kepergian anaknya dan sepertinya ia juga tidak perlu hiburan dari orang lain.

Sementara di sebelah kanannya, Suaminya berdiri mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pucat pasi dengan bibir bergetar tak kuasa menahan air mata yang mulai meleleh membasahi pipinya.

Sambil menatap pusara anaknya, terdengar lagi suara Dewi berujar, "Inilah konsekuensi sebuah pilihan!" lanjut Dewi, tetap mencoba untuk tegar dan kuat.

Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja yang menusuk hidung hingga ke tulang sumsum. Tak lama setelah itu tanpa di duga-duga tiba-tiba saja Dewi jatuh berlutut, lalu membantingkan dirinya ke tanah tepat diatas pusara anaknya sambil berteriak-teriak histeris. "Bayu maafkan Bunda ya sayaang..!!, ampuni bundamu ya nak...? serunya berulang-ulang sambil membenturkan kepalanya ketanah, dan segera terdengar tangis yang meledak-ledak dengan penuh berurai air mata membanjiri tanah pusara putra tercintanya yang kini telah pergi untuk selama-lamanya.

Sepanjang persahabatan kami, rasanya baru kali ini saya menyaksikan Dewi menangis dengan histeris seperti ini.

Lalu terdengar lagi Dewi berteriak-teriak histeris "Bangunlah Bayu sayaaangku....Bangun Bayu cintaku, ayo bangun nak.....?!?" pintanya berulang-ulang, "Bunda mau mandikan kamu sayang.... Tolong Beri kesempatan Bunda sekali saja Nak.... Sekali ini saja, Bayu.. anakku...?" Dewi merintih mengiba-iba sambil kembali membenturkan kepalanya berkali-kali ke tanah lalu ia peluki dan ciumi pusara anaknya bak orang yang sudah hilang ingatan. Air matanya mengalir semakin deras membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Bayu.

Senja semakin senyap, aroma bunga kamboja semakin tercium kuat manusuk hidung membuat seluruh bulu kuduk kami berdiri menyaksikan peristiwa yang menyayat hati ini...tapi apa hendak di kata, nasi sudah menjadi bubur, sesal kemudian tak berguna. Bayu tidak pernah mengetahui bagaimana rasanya dimandikan oleh orang tuanya karena mereka merasa bahwa banyak hal yang jauh lebih penting dari pada hanya sekedar memandikan seorang anak.

Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua yang sering merasa hebat dan penting dengan segala kesibukannya.

Semoga bisa jadi pelajaran dan inspirasi buat kita semua...saya hanya melanjutkan berita ini...moga2 banyak yang baca dan makin peduli bahwa anak itu titipan Tuhan yang sangat berarti dan bermakna serta harus dijaga..

1 Nov 2010

Sesempurna Mungkin

Cinta dimulai dengan senyuman, tumbuh dengan kasih sayang, dan berakhir dengan air mata. Hmm.. masa iya sich? Kita hidup didunia ini bukan untuk mencari orang yang sempurna untuk dicintai, (tak ada yg sempurna) tapi untuk belajar mencintai orang apa adanya dengan cara yang sesempurna mungkin.

Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang bagus, belum tentu baik dan berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu semua orang tahu bahwa itu adalah berharga..

Awal memang akan terasa berat. Layaknya seoarang bayi yang belajar untuk berjalan. Bisa jadi ia kesakitan menahan beban tubuhnya. Tapi ia tetap berusaha, sebab ia tahu betapa pentingnya sebuah perjalanan. Dan tentunya ia sadar, perjalanan panjang kehidupannya tidaklah mudah. Ia-pun kini harus memulai, memulainya dari awal. Memulai dari langkah pertama…