10 Jun 2010

BANK MANDIRI, Rp. 4.000 & VIDEO PORNO

Hari itu aku dan istriku pergi ke Bank Mandiri terdekat. Bank Mandiri cabang Puri Sentra Niaga. Kami berencana menutup account tabungan dolar kami disana.

Seorang officer bank Mandiri bernama Laila Marlina –ini nama asli- melayani kami. Sejujurnya kami sudah agak lupa dengan wajah, begitu pula dengan namanya. Rupanya ia orang yang sama, ketika kami membuka rekening dolar beberapa bulan yang lalu. Tahu dari mana ? Ketika telah selesai melayani kami, Laila sembari tersenyum menyodorkan secarik dokumen bukti transfer (karena dana kami disana, langsung kami konversi ke account yang lain.) berserta empat lembar uang ribuan.

“Lho, ini apaan ?”, tanya Wida, istriku tidak mengerti, sambil memandang uang empat ribu rupiah itu.

“Ibu Wida, saya minta maaf”, jawab Laila kalem.

“Maksudnya ?”

“Ini uang kembalian Ibu. Dulu waktu buka rekening, Ibu khan bayar meterai, nah kembaliannya tertinggal”.

“Ah, masa iya..”, seru Wida terheran-heran,”masih kalian simpan ?”

“Iya Bu, ini di laci”, jawab Laila tersenyum, “kami sudah infokan kesetiap officer, supaya memberikan ini kepada Ibu, jika Ibu kebetulan datang kesini”.

Luar biasa !

Beberapa bulan uang kembalian itu disana dan masih disana, hingga orang yang berhak datang, meskipun orang tersebut sudah lupa bahkan tidak mengetahui kejadian itu.

Siapapun tahu Pak Agus Martowardojo –mantan dirut yang telah merestrukturisasi Bank Mandiri- adalah orang hebat, cerdas, sakti mandraguna ! Tetapi justru perbuatan kecil dan sepele yang dilakukan oleh salah satu officer beliau inilah, yang membuat kami, nasabah Bank Mandiri merasa tersentuh hatinya. Dan merasa perlu untuk menulis sebuah artikel untuk mengapresiasi tindakan sepele, sederhana namun luar biasa yang dilakukan oleh Laila Marlina ini.

Apresiasi terhadap sebuah tindakan yang kelihatan kecil namun terpuji itu lebih dari perlu. Itulah pupuk bagi perilaku baik. Standard norma yang seharusnya tidak dapat ditawar-tawar oleh siapapun. Sekarang tengoklah berita yang dipenuhi dengan beredarnya video porno, yang pelakunya mirip artis-artis beken itu. Kemudian perhatikan bagaimana masyarakat bereaksi. Bagaimana kaum muda-generasi penerus kita bereaksi. Apakah ini hal remeh yang hanya pantas ditanggapi dengan cekikikan, rasa ingin tahu, kemudian menjadi konsumsi oleh infotaiment belaka ?

Rasanya bangsa ini sedang meremehkan pengaruh bejat video-video mesum itu terhadap standard moral bangsa dan agama. Sesuatu yang sama sekali tidak pantas untuk sekedar digosipin !

Seharusnya pihak berwajib mencari tahu semua itu dengan tuntas ! DPR pun seharusnya bereaksi keras, dan bukan hanya menghabiskan konsentrasi membahas dana aspirasi saja. Kejar pelaku dan pengedarnya, lalu tangkap dan hukum seberat-beratnya (tanpa tambahan menu : makelar kasus) !!

Apa yang mereka lakukan itu lebih jahat dari yang Dr. Azhari dan kroninya lakukan, walaupun kerusakannya tidak terlihat oleh mata. Lebih dari sekedar bom bunuh diri, pemain video porno itu bagai menyebar wabah penyakit yang tidak tampak tapi mematikan. Jika orang yang dicap teroris itu berjuang mati-matian untuk sesuatu ideologi yang ia pandang sebagai kebenaran, lalu
bagaimana dengan pemain-pemain video porno itu ? Apa yang mereka perjuangkan ? Tidak ada ! Hanya iseng !!!

Bisa jadi jika pelakunya benar para artis tersebut (sekali lagi, jika benar), maka seketika itu juga, siapapun yang ingin ngetop- artis atau bukan- akan meniru cara yang mereka lakukan : telanjang atau berhubungan intim dengan siapa saja yang mereka suka, lalu membuat gempar jagat internet sehingga mereka tambah terkenal, tetapi tetap memperoleh simpati karena
dianggap korban.

Sebuah perbuatan yang sama sekali tidak sepele, tidak sederhana dan luar biasa bejat. Memamerkan gaya hidup maksiat yang jika dibiarkan akan menjadi trend dan merusak pemuda-pemudi, menodai norma-norma bangsa lalu membuat bangsa ini kualat, sial dan ikut-ikutan geblek dihadapan TUHAN. Laila..Laila..ajari kami berbuat sesuatu yang kecil namun berarti (*)

--
From Bali with Love ...

Artikel ini saya dapat dari Milis,
Tulisan bapak Made Teddy Artiana. Salam untuk Anda pak.. ^_^

.: MiHeSo :.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Terima kasih.