12 Okt 2010

Ketenangan

Entah cerita darimana, saya sendiri tidak tahu siapa pengarang aslinya. Namun yang jelas, cerita berikut sangat menyadarkan akan sesuatu yang telah lama hilang dari diri saya. Berikut ceritanya :

Ada seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu.

Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu.

Teman-teman pekerja yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan. Tibalah saat makan siang.

Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut.

Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari.

Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut.

Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Tapi anak ini cuma seorang diri saja, dan berhasil menemukan arloji itu.

“Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini ?”, tanya si tukang kayu.”Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi tik-tak, tik-tak. Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada”, jawab anak itu.***

Saya tidak tahu apa ini tepat atau tidak. Tapi setahu saya, ketenangan dalam menghadapi masalah adalah salah satu kunci dari bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah. Mencoba untuk tenang dan hening sejenak juga kadang bisa lebih efektif menyelesaikan masalah dari pada kita terburu-buru.

Seperti apa yang dikatakan oleh Saint Francis de Sales: “Never be in a hurry; do everything quietly and in a calm spirit. Do not lose your inner peace for anything whatsoever, even if your whole world seems upset.”

Kira-kira artinya begini: “Jangan pernah terburu-buru; lakukan segala sesuatu dengan tenang. Jangan kehilangan kedamaian untuk apapun juga, bahkan jika seluruh duniamu terlihat kacau.”

Untuk menghentikan riak air dalam telaga yang sebelumnya tenang, kita cukup mendiamkannya saja. Tak perlu usaha dari tangan atau pun alat lain dari diri kita untuk mencoba air telaga kembali tenang. Diamkan saja, gelombang air tersebut akan tenang dengan sendirinya.

Ya, tenanglah! Semoga dengan ketenangan semua kembali sesuai dengan apa adanya.

1 komentar:

  1. Mantafs. Saia tertarik "Diamkan saja, gelombang air tersebut akan tenang dengan sendirinya.". kadang suka terburu2 ingin segera dingin, tp apa daya memang kesabaran harus dilatih..

    BalasHapus

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Terima kasih.