8 Jan 2011

Sedih dikala Pernikahan

undangannikahku.wordpress.com
Bisa jadi kedua mempelai yang dahulu menunggu detik-detik memadu kasih itu, kini berbahagia. Meski lelah menderanya namun mereka tetap mampu tersenyum. Senyum yang tetap mengembang di wajah mereka hingga tamu terakhir. Berhari-hari, berbulan-bulan bahkan hitungan tahun sudah mereka menunggu hari bahagia ini. Mungkin orang tua si gadis yang baru saja menuntaskan kewajiban terakhirnya dengan mendapatkan lelaki yang akan menggantikan perannya membimbing putrinya untuk langkah selanjutnya setelah hari pernikahan. Atau bahkan ibu pengantin pria yang terlihat terus menerus sumringah, ia membayangkan akan segera menimang cucu dari putranya. “Aih, pasti segagah kakeknya,” impinya.

Saya lihat para tamu yang hadir dalam pesta tersebut tak luput terjangkiti aura kebahagiaan pula, itu nampak dari senyum, canda, dan keceriaan yang tak hentinya sepanjang mereka berada di resepsi pernikahan ini. Bagi sanak saudara dan kerabat orang tua kedua mempelai, bisa jadi momentum ini dijadikan ajang silaturahim, kalau perlu rapat keluarga besar pun bisa berlangsung di sela-sela pesta. Sementara teman dan sahabat kedua mempelai menyulap acara pernikahan itu menjadi reuni yang tak direncanakan. Mungkin kalau sengaja diundang untuk acara reuni tidak ada yang hadir, jadilah reuni satu angkatan berlangsung. Dan satu lagi, bagi mereka yang jarang-jarang menikmati makanan bergizi plus, inilah saatnya perbaikan gizi walau bermodal uang sekadarnya di amplop yang tertutup rapat.

Walau nyaris tak ada hadirin yang terlihat sedih atau menangis di sini, kadang ada air mata juga yang tertuang. Air mata kebahagiaan. Hmm.. kalau pun ada, mungkin hanya mereka yang sakit hati karena pria pujaannya tidak menikah dengannya. Atau para pria yang sakit hati lantaran wanita idamannya dipersunting pria yang kini bersanding dengan si wanita. Namun tetap saja tak terlihat di pesta itu, mungkin mereka meratap di balik dinding kamarnya sambil memeluk erat gambar pria yang baru saja menikah itu. Dan pria-pria sakit hati itu hanya bisa menggerutu dan menyimpan kecewanya dalam hati ketika harus menyalami dan memberi selamat kepada wanita yang harus mereka relakan menjadi milik pria lain.

Apa benar-benar tidak ada yang bersedih di pesta itu? Semula saya mengira yang paling bersedih hanya tukang pembawa piring kotor. Yang pernah saya tahu, mereka hanya mendapat upah sepuluh atau dua puluh ribu rupiah saja, plus sepiring makan gratis untuk ratusan piring yang ia angkat. Puluhan ribu rupiah yang diterima setelah semua tamu pulang itu, sungguh tak cukup mengeringkan peluhnya. Sedih? Mungkin saja.

Tak lama kemudian saya benar-benar mendapati orang yang lebih bersedih di resepsi pernikahan ini. Mereka memang tak terlihat ada di acara, juga tak mengenakan pakaian bagus lengkap dengan dandanan yang tak biasa dari keseharian di hari istimewa bagi kedua mempelai. Mereka hanya ada di bagian belakang dari gedung tempat pesta berlangsung, atau bagian tersembunyi dengan terpal yang menghalangi aktivitas mereka di rumah si empunya acara. Mereka lah para pencuci piring bekas makan para tamu terhormat di ruang pesta.

Bukan, mereka bukan sedih lantaran mendapat bayaran yang tak jauh berbeda dengan pembawa piring kotor. Mereka juga tidak sedih hanya karena harus belakangan mendapat jatah makan, itu sudah mereka sadari sejak awal mengambil peran sebagai pencuci piring. Juga bukan karena tak sempat memberikan doa selamat dan keberkahan untuk pasangan pengantin yang berbahagia, meski apa yang mereka kerjakan mungkin lebih bernilai dari doa-doa para tamu yang hadir.

Air mata mereka keluar setiap kali memandangi nasi yang harus terbuang teramat banyak, juga potongan daging atau makanan lain yang tak habis disantap para tamu. Tak tertahankan sedih mereka saat membayangkan tumpukan makanan sisa itu dan memasukkannya dalam karung untuk kemudian singgah di tempat sampah, sementara anak-anak mereka di rumah sering harus menahan lapar hingga terlelap.

Andai para tamu itu tak mengambil makanan di luar batas kemampuannya menyantap, andai mereka yang berpakaian bagus itu tak taati nafsunya untuk mengambil semua yang tersedia padahal tak semua bisa masuk dalam perut mereka, mungkin akan ada sisa makanan untuk anak-anak di panti anak yatim tak jauh dari tempat ini. Andai pula mereka mengerti buruknya berbuat mubazir, mungkin ratusan anak yatim dan kaum fakir bisa terundang untuk ikut menikmati hidangan dalam resepsi pernikahan yang sangat berbahagia ini. (*)

Tulisan dari blog tetangga dengan sedikit perubahan.
Semoga bermanfaat, semoga Allah memberkahi
Allah Yubaarik Fiik.

Aan Sopiyan

15 komentar:

  1. Hmmm.... cerita yang mengandung pelajaran.
    Ntar2 mah kalo bikin resepsi pernikahan, pake sistem "jatah" aja. Biar ga bayak kebuang.... Hehehe.... :D

    BalasHapus
  2. Ah, ini indikasi detik2 undangan tersebar ya Pak Aan? Haha. Di tunggu, eh btw benar kata @riksa, dijatah aja biar ga mubadzir atau pak aan ajak tuh semua anggota Bloofers untuk melumatkan makanan. Hahaaa...

    BalasHapus
  3. @ Qefy: Iya tunggu aja.. xixixi \:D/ .. BLOOFER mah dibalik layar ajahh, OK?

    BalasHapus
  4. Horeeeeee.... mau ada nikahan. Berarti akan ada makan2 gratis..... Diantoslah undanganna... & JATAH makanannya. Hahahahahaha..... :D

    BalasHapus
  5. Barakallah.. siapa yang nikah?

    BalasHapus
  6. Lho??? Kata kang Qefy pemilik blog ini. Hahahahaha.... :D

    BalasHapus
  7. kisah sedih mbok pencuci piring, :)

    uhuy... barokallah...
    pake adat orang desa aja (soto atau rawon 1piring/orang), gak pake prasmangan2an... :D, mubadzir banyaknya...

    BalasHapus
  8. wah gimana cara menjatahnya ya, dari segi seni kalau dijatah, bisa diibaratkan tuan rumah pelit.. kalau gak dijatah jadi mubazir,. dibuatkan tulisan pengumuman kayaknya perlu mas,.. "Makan Secukupnya" , BTW mas Aan jadi nikah sama gadis sekampung ya haha

    BalasHapus
  9. @ Ika : Oh Ya?? sama siapa ?? Tell me.. xixixi ;)
    @ dimasady : wah ide bagus tuh.. :D
    @ auraman : Coba diuraikan lebih jelas siapa sich gadis sekampung itu.. hayhay.. :P

    BalasHapus
  10. gadis sekampung ya gadis satu kampung mas hahaha, bukan semuanya :P,..

    BalasHapus
  11. cita2 yg belum kesampaian adalah...memberi makan anak yatim piatu...semoga suatu saat bisa menyenangkan mereka..amiiin... btw nikah ya mas...selamat deh....(ngikutkomendiatas.com) :))

    BalasHapus
  12. @ Auraman : heuw.. doakan saja ya! Dengan siapa pun, yang penting: solehah, cantik, kaya dan mertuanya baik..

    @ NIT NOT : haii NIT NOT.. makasih komennya ya.. (aih.. aih.. dirimu ikut2an kayak mereka2 diatas komennya.. :P )

    BalasHapus
  13. wow....lagi2x tulisannya d luar harapan, bahkan melebihi harapan..........jadi tersinggung nih sama kasusnya

    BalasHapus

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Terima kasih.