23 Apr 2011

Dingin Dalam Hati

Sajak berikut dari sumber tak dikenal bercerita tentang apa yang terjadi kalau orang saling berprasangka terhadap satu sama lain. Saya mendapatkan sajaknya dari buku Favorit saya: The 7 HABITS of Highly Effective TEENS (7 Kebiasaan Remaja yang Sangat Efektif) karya Sean Covey.


Ada sedikit kalimat yang saya ubah agar bisa terbaca lebih universal. Semoga tidak terlalu mengubah makna yang sebenarnya.

Dingin Dalam Hati

Enam manusia terperangkap dalam suatu kebetulan, dalam udara dingin yang menusuk, masing-masing memiliki sepotong kayu, atau begitulah katanya.

Api ungunnya perlu diberikan kayu lagi, orang yang pertama mengeraskan hatinya, karena diantara wajah-wajah yang mengelilingi api itu, ia lihat satu orang berkulit hitam.

Orang berikutnya melihat seseorang yang bukan dari satu kepercayaan dengannya, dan tidak rela memberikan kayunya.

Yang ketiga duduk dengan pakaian compang-camping, ia tutup jaketnya rapat-rapat, kenapa ia harus mengorbankan kayunya demi menghangatkan orang kaya?

Yang kaya duduk diam membayangkan kekayaan yang dimilikinya, dan bagaimana caranya mempertahankan miliknya dari orang miskin pemalas itu.

Wajah orang berkulit hitam itu mencerminkan hasrat menuntut balas sementara apinya mati, karena yang ia lihat pada kayunya adalah peluang untuk menuntut balas terhadap orang berkulit putih.

Orang terakhir dalam kelompok yang malang ini tidak mau berbuat apa-apa kecuali ada untungnya, memberi hanya kepada mereka yang memberi lebih dahulu, adalah prinsipnya.

Kayu-kayu mereka, yang mereka pegang erat-erat dalam tangan kaku mereka, membuktikan dosa manusia, mereka mati akibat udara dingin di luar -- mereka mati karena dingin dalam hati.

10 komentar:

  1. Sajak yang bagus sekali,
    mencerahkan.

    BalasHapus
  2. Impressive .. menyentuh ..
    Setiap manusia adalah ..egois ..
    Saat salah menyikapi .. egois .. hanya kerugianlah yg akan menimpanya
    Hidup .. adalah untuk berbagi

    BalasHapus
  3. ahahaaa...ituuu bukuu favorit akuuu mas...hiks..
    q pnah dikasih itu ma temen pas ultah...tp skrng ilang..nyari lagi susah bgt...=,='

    BalasHapus
  4. ah, ikut2an ajah Jeng Unik mah.. :p

    Terima kasih mas Fahrie

    BalasHapus
  5. ego...berlebihan...memang masih menjadi penyakit hati sepanjang masa...tapi aku suka istilahnya 'dingin dalam hati'

    BalasHapus
  6. yup.. yup..
    Begitulah bu Patmah

    BalasHapus
  7. dingin dingin... meneguhkan rasa... semoga masih dalam naungan-NYA... ^^

    BalasHapus
  8. wah memang kalau sudah dendam susah juga ya pak,. membuat ego kita untuk menuntu balas :D

    BalasHapus
  9. Terus "asah" sensitifitas hati kita, ya?

    BalasHapus

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Terima kasih.