17 Agu 2014

Ikhlas

Capturing The Rain on Sunday Morning
Capturing The Rain on Sunday Morning by Aan Sopiyan, on Flickr
Ada matahari yang secara konsisten menyokong kehidupan planet-planet. Lalu bintang-bintang berjajar secara diam-diam menjadi penolong bagi nelayan yang sedang hilang arah. Juga angin yang sepoi-sepoi ikut meringankan beban para buruh kasar yang sedang bekerja di lapangan demi menafkahi anak dan istrinya. Dan suatu saat pula kamu bisa belajar pada air hujan, yang sering dicaci, dimaki, dihindari, tapi dia dengan ikhlas turun dan menghidupi secara perlahan.

Adakalanya kamu tidak perlu bicara pada yang lain bahwa kamu yang melakukan (atas jasa-jasa baikmu), kamu yang berjuang, dan kamu yang berkorban. Bahkan ketika orang lain yang diberi penghargaan atas apa-apa yang kamu kerjakan, dan kamu hanya bisa duduk dan melihat sambil senyam-senyum sendiri. Niatkan saja kamu sedang belajar keikhlasan.

Meski rasanya seperti ada yang sesak di sini (dalam dada), meski terkadang kita protes dalam hati pada Tuhan, kenapa semua ini tampak tidak adil. Percayalah, jangan pernah menyepelekan kebaikan sekecil apapun, semua pasti berbalas. Mungkin tidak sekarang, mungkin tidak terang-terangan, mungkin saja kamu tidak sadar. Ada kalanya hidupmu menjadi begitu mudah, seakan semesta sinergi menolongmu, mungkin itu akumulasi dari keikhlasan yang selama ini kamu pendam. Dan barangkali banyak sekali hal-hal menyedihkan yang hendak menyapamu tapi hari ini Allah menggantikannya dengan hal yang menyenangkan.

Jadi, berjuang itu, tidak perlu “hitungan”. Berhitung itu urusan Tuhan, Dia selalu memperhitungkan tanpa kita pinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Terima kasih.