9 Mar 2012

Hatimu Berhak Bebas

"Sebenarnya apa yang akan kamu tulis?"
"Entahlah..." sambil menghela nafas, "inginnya tentang suatu kehidupan yang baru saja kualami."
"Apa itu?"
"Tapi rasanya, aku pun sendiri tak kuat untuk menulisnya."
"Iya apa?"
"Ini, yang ada disini," memegang dada, "dan rasanya perih sekali.."
"Tulis saja, apa pun itu!"
(Hening)
"Biarkan mengalir, hatimu berhak untuk bebas."
"Iya, aku tahu.."

"Tapi, bersabarlah..."

***

Aan Syn | Ansopiy
09 Maret 2012

12 komentar:

  1. Waaa...dialog kayak gini nih mas..yg lagi berputar2 begitu aja di kepalaku..-___-
    Sedikit menyesakkan. Sungguh.

    BalasHapus
  2. hati-hati...ntar hatinya malah lari nda karuan^^

    BalasHapus
  3. seperti apa yang di rasakan ketika sesuatu telah berubah menjadi tidak sesuatu lagi sehingga,,,,
    bimbang dan akhirnya,,,pergiiiiii,,,,,,,,,,,,,,,,,

    BalasHapus
  4. "hatimu berhak bersabar"
    betulll..
    :)

    BalasHapus
  5. sebebas butungmerpati kah--he he udah penasaran tulisannya hanya ditulis dikalbu--

    BalasHapus
  6. kunjungan sob ..
    salam sukses selalu .:)

    BalasHapus
  7. lagi galau keknya nih.
    logika ma perasaan pada lari menjauh. hihih

    #edisi sok tau. selalu sja. :)

    BalasHapus
  8. makasih gan dialognya bagus sekali ...
    cock buat hati yank lagi galau

    BalasHapus
  9. Yaaaahhhh... terperangah saya dengan judulnya.
    Ternyata ceritanya masih di konsep yah. Yo uwes, ditunggu bang Sopiyan ceritanya.. :)

    BalasHapus
  10. satu subjek jadi dua, sangat indah mas, creative pun. sepertinya kita semua sama, punya dialog yang sama tapi bahasa yang berbeda :)

    BalasHapus
  11. hatiku menulis bebas..... wah, aku kagum membacanya... aku jadi teringat akan tulisan lamaku yang dulu.... aku dulu sering sekali mengalami saat dimana hatiku begitu ingin berteriak.... tapi ketika tulisanku begitu lancar dan kubaca ulang, aku masih tidak menemukan apa yang menjadi masalah di hati,,, melainkan potongan2 kata yang mewakili hanya satu atau dua emosi dari semuanya.... ^___^

    dan benar,,,, hatimu berhak untuk bebas

    BalasHapus

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Terima kasih.