1 Nov 2014

Berkecil Hati

"The flower doesn't dream of the bee. It blossoms and the bee comes." - Mark Nepo, The Book of Awakening

Apa itu kecil hati? Kecil hati yang saya maksud dalam tulisan ini ialah merupakan sebuah kiasan atau kata yang bukan dalam arti sebenarnya. Jadi, bukan tentang salah satu organ dalam tubuh (organ hati atau jantung) yang kita miliki tetapi dengan bentuknya yang kecil. Kecil hati biasa mengiaskan tentang sebuah perasaan tersinggung atau sedikit marah atau perasaan kecewa. Bisa juga tentang kondisi dimana hilangnya keberanian atau takut.

Seseorang bisa saja menjadi sangat bergairah terhadap sesuatu, kemudian hanya karena satu orang yang menganggap itu adalah gagasan buruk, maka ia memilih untuk tidak melanjutkannya. Atau, saat memulai sebuah proyek, kemudian semangatnya mengendur karena tidak kunjung melihat hasil yang diharapkan. Ia tidak memiliki kegigihan yang tampaknya dimiliki orang lain. Ia merasa berkecil hati.

Pernahkah kamu mengalami hal yang semacam itu? Mungkin pernah. Saya sendiri tak dapat memungkiri pernah merasakannya; rasa kecil hati karena ada banyak hal yang tidak kunjung usai. Sepertinya jauh dari kata selesai. Ada rasa khawatir terhadap panjangnya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai impian. Menginginkan hasil, alih-alih malas untuk melalui proses yang membentang. Keragu-raguan hinggap diiringi dengan meluncurnya sebuah pertanyaan aneh: “Bagaimana jika prosesnya telah dilalui, semua syarat dan ketentuan telah terpenuhi, tetapi tetap tidak menuaikan hasil yang diinginkan?”

Sebenarnya pertanyaan tersebut masih bisa dipertanyakan. Apa iya ada hal yang semacam itu; Sesuatu yang sudah memenuhi syarat dan ketentuan akan tetapi tidak mendapatkan hasil sebagaimana syarat dan ketentuannya.

Adakah?

Pertanyaan konyol tadi itu barangkali yang membuat kita (atau mungkin cuma saya) menjadi selalu berkecil hati. Pertanyaan yang bisa mengoyak rasa keyakinan bahkan keimanan. Lalu bagaimana memupus rasa kecil hati tersebut?

Saya hanya teringat bahwa yang perlu kita lakukan hanya ikhlas. Benar bahwa pada kenyataannya keikhlasan tidak mudah didapat dan harus diusahakan sepanjang waktu. Tak bisa cuma sekali atau dua kali belajar kemudian lantas dapatlah kita sebagai manusia dengan predikat ikhlas. Toh ikhlas itu bukan sebuah predikat, kan?

Sering-seringlah melakukan kebaikan tanpa menyebutkan nama. Akan ada suatu kenikmatan sejati saat memberi tanpa pamrih, perasaan yang benar-benar tidak akan mudah dimengerti sampai kita melakukannya.

Konon sih seperti surat Al Ikhlas yang ada pada kitab suci Alquran. Surat Al Ikhlas adalah surat yang tidak ada kata ikhlasnya dalam ayat-ayatnya. Maknanya apa? Ikhlas itu adalah sebuah sifat, bukan benda. Dan yang namanya sifat maka ia tidak terlihat tetapi nyata.

Berkecil hati adalah indikasi dari melemahnya sebuah konsep diri. Penjagaan ego dinilai lebih penting daripada pengembangan yang positif terhadap citra diri. Banyak dari kita yang tidak bisa mengambil risiko melukai ego atas sesuatu yang mungkin tidak berhasil. Dan karena ada kemungkinan tidak berhasil, maka perhatian kita tidak lagi atas apa yang harus diperoleh, tetapi pada apa yang akan hilang jika kita tidak berhasil.

Bagi seseorang yang sedang berkecil hati, kegagalan menjadi fokus utama daripada keberhasilan. Perhatiannya terserap oleh rintangan-rintangan—dimana rintangan tersebut tidak dilihat lagi sebagai penghalang untuk diatasi, tetapi bahaya yang harus dihindari dan tanda peringatan untuk pergi. Dia berupaya hanya jika ada jaminan keberhasilan atau setidaknya ada kepastian yang tinggi untuk berhasil. Jadi, seperti meminta api sebelum memasukan kayu ke dalam tungku.

Lalu, untuk bisa ikhlas itu bagaimana? Nah, ini. Untuk bisa ikhlas itu gampang-gampang susah (gampangnya dua kali, biar jadi mindset kalau ikhlas itu memang gampang). Gampangnya, banyak-banyak bergaul saja dengan orang-orang salih, rajin mengaji, banyak-banyaklah belajar kepada para guru-guru yang ilmu agama dan pengetahuannya luas. Ya, contoh sederhananya seperti itu. Pada intinya harus banyak belajar. Susahnya barangkali cuma satu. Apa? Memulainya. Iya, itu susahnya. Banyak orang yang terlalu lama untuk memulai hingga kenyataannya tidak melakukan apapun. Terlalu lama untuk tidak memulai adalah salah satu sumber bagaimana rasa kecil hati muncul dalam diri kita.

Sudah barang tentu kehidupan tidak memberikan jaminan bahwa dengan cepat memulai pun maka hasil yang diharapkan tercapai dengan baik. Tapi rasa khawatir dan gelisah bahwa sesuatu bisa terjadi sewaktu-waktu hanya akan semakin merongrong kemantapan hati. Jika kamu termasuk yang pernah kecewa terhadap masa lalu (dan siapa sih diantara kita yang belum pernah?) seringkali melalui “jalan yang tidak menuju kemana-mana” sebagai suatu cara melarikan diri dari komitmen. Jika demikian terus adanya, lalu mau sampai kapan tiba di tempat tujuannya?

Tetaplah fokus pada hasil yang diinginkan sambil merayakan kemenangan-kemenangan kecil sepanjang perjalanan. Berilah imbalan untuk diri kita yang bertahan pada sasaran utama. Ketika rintangan-rintangan yang hadir tampak seperti pintu putar, carilah inspirasi dari orang-orang hebat—orang-orang yang tidak menyerah meskipun banyak rintangan, selalu bangkit lagi dengan menjadi lebih kuat. Dan, jika tidak ada yang lain, dapatkan dorongan dari kata-kata Shakespeare: “Keraguan kita adalah pengkhianat dan membuat kita kehilangan kebaikan yang mungkin kita terima dengan takut berusaha.” Shakespeare mungkin juga telah menambahkannya, “… dan dengan takut menyelesaikannya.”

Maka, selesaikanlah.

Balikpapan, 1 Nopember 2014

4 komentar:

  1. pencampuran realitas dan behavioral. Saya bacanya siah begitu.
    omong-omong, gambar bulu angsa warna merah itu mengingatkan pada salah satu buku yang ditulis seorang vokalis band. Cmiww

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagaimana kalau percampuran humanistik dan behavioral? Hehehe... Dan terkait bulu angsa, memang benar itu Trade Mark-nya sebuah Band yang sangat dikagumi oleh sahabat kita Aisa Julia Maseti (alm.)--alih-alih mengenang beliau, niat saya bulu angsa itu justru sebagai ikon Pena Bulu Angsa.

      Hapus
  2. jlebb
    aku tuh orgnya sering kecil hati. entah kecil hati entah kurang pede. *beda tipis

    makasih sudah mengingatkan
    nice sharing :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kunjungannya. *senyum lebar*

      Hapus

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Terima kasih.